Selasa, 27 Mei 2014

Festival Matsuri Takayama Di Jepang

Bagi Anda yang hendak mengunjungi Jepang, ada baiknya mengetahui secara mendalam informasi mengenai momen atau even spesial yang kerap diperingati di Negeri Sakura ini. Kalau kepergian Anda ke Jepang kebetulan bersamaan dengan digelarnya even-even tersebut maka makin lengkaplah kegiatan kewisataan yang Anda lakukan tersebut. Dan salah satu festival yang layak untuk Anda nantikan ketika berada di Jepang ialah Festival Matsuri Takayama yang banyak menyedot perhatian dan kunjungan dari turis domestik maupun asing.
Festival Matsuri Takayama ini merupakan salah satu festival yang populer dan paling ramai digelar di Jepang. Festival ini pula dianggap sebagai salah satu dari tiga festival paling berwarna dan eksentrik di negeri tersebut. Dua festival yang cukup dikenal ialah Festival Musim Semi Takayama atau Sanno Matsuri di Kuil Hie dan juga Festival Musim Gugur Takayama atau Hachiman yang berlangsung dalam setiap tahunnya di Takayama Jepang. Anda tertarik untuk menyaksikannya?
Festival ini berlangsung pada tanggal 9 dan 10 Oktober yang melambangkan terjadinya musim dingin. Sudah menjadi kelazimannya bahwa masyarakat setempat menantikan datangnya musim dingin. Festival ini keramaian dan keunikannya banyak menarik minat khususnya kalangan wisatawan asing yang kebetulan sedang berada di Jepang. Kota-kota tetangga seperti Furukawa dan Gero Onsen biasanya juga ikut andil dan terlibat dalam perayaan festival tersebut sehingga seolah menciptakan efek domino yang besar.
Ketika festival berlangsung maka keramaian dan kemeriahan serta-merta menghiasai jalanan Takayama yang dipenuhi oleh hiasan hasil kerajinan warga setempat dan juga banyak terlihat orang-orang yang berdandan “aneh”. Anda sendiri bisa ikut larut dalam perayaan festival tersebut termasuk dengan memotret atau memvideokannya. Festival Matsuri Takayama ini berlangsung dua kali setiap tahun yakni pada April dan Oktober. Setelah tahun kapan berlangsungnya perayaan festival tersebut ada baiknya Anda yang ingin menyaksikan perayaan festival ini mempersiapkan diri jauh-jauh hari.

Sejarah Manga Di Jepan

Manga, yang kadang kala kita sering mengejanya dengan Ma–Nga, merupakan bahasa Jepang yang diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai komik. Bangsa Nippon sendiri mengeja Manga dengan Man–Ga atau Ma–Ng–Ga dan arti harfiah dari kata Manga adalah gambar aneh.  Manga di Jepang diawali pada jaman Edo, di mana seorang pemahat kayu dan pelukis bernama Katsushika Hokusai (1760 – 1849), menciptakan istilah Hokusai Manga pada serial sketsanya yang berjumlah 15 volume dan diterbitkan pada tahun 1814. Hokusai itu sendiri berasal dari 2 huruf Cina yang memiliki arti gambar manusia untuk menceritakan sesuatu.

Di akhir abad 18, Kibyoushi, sebagai buku komik pertama yang berisi cerita muncul dengan tatanan gambar yang dikelilingi oleh tulisan (atau tulisan di samping gambar) sebagai narasinya. Manga tidak begitu berkembang hingga Perang Dunia II. Pada awal abad 19, muncul seorang mangaka yang membawa sejarah baru di dunia manga Jepang. Dia adalah Osamu Tezuka (1928-1989), karyanya yang terkenal adalah Tetsuwan Atom (yang di Indonesia dikenal sebagai Astro Boy) dan manganya yang diadaptasi dari novel Treasure Island karya Robert Louis Stevenson meraih nilai penjualan tertinggi nasional karena sukses dijual sebanyak 400.000 eksemplar.


Karena pada mulanya komik di Jepang adalah peniruan dari film animasi dari Walt Disney maka saat itu para penggemar komik Jepang adalah anak-anak. Namun pada tahun 1959 mulai diterbitkan dua majalah mingguan untuk anak laki-laki yaitu Shonen Magazine dan Shonen Sunday. Saat itu hiburan untuk anak di Jepang hanyalah komik saja, belum ada anime (sebutan untuk film animasi di Jepang) dan tentu saja belum ada game komputer. Sepuluh tahun kemudian, majalah komik untuk remaja mulai terbit, Manga Action (1967), Young Comic (1967), Play Comic (1968) dan Big Comic (1967). Pembaca komik yang usianya kurang lebih sembilan tahun pada tahun 1959, maka pada saat itu (tahun 1967) mereka telah berumur kurang lebih delapan belas tahun dan telah masuk masa remaja sehingga mereka mau membaca komik yang cocok dengan usia dan selera mereka

Majalah-majalah tersebut sendiri biasanya mempunyai tebal berkisar antara 200 hingga 850 halaman. Sebuah judul manga yang sukses dapat terbit hingga bertahun-tahun seperti / Jojo no Kimyō na Bōken / JoJo's Bizarre Adventure / Misi Rahasia". Umumnya, judul-judul yang sukses dapat diangkat untuk dijadikan dalam bentuk animasi (atau sekarang lebih dikenal dengan istilah ANIME) contohnya adalah seperti Naruto, Bleach dan One Piece ini dia 3 besar top manga akhir2 ini

Bleach
picture from http://naruto-mania21.blogspot.com/

 Naruto
picture from http://www.unanimecorp.com/

One Piece

picture from http://edholthea.blogspot.com/

Beberapa manga cerita aslinya bisa diangkat berdasarkan dari novel / visual novel, contohnya adalah "Basilisk" (tidak beredar di Indonesia) berdasarkan dari novel Kōga Ninpōchō" oleh Futaro Yamada, yang menceritakan pertarungan antara klan ninja Tsubagakure Iga dan klan ninja Manjidani Koga. Ada juga yang mengangkat dari segi sejarah, seperti sejarah Tiga Kerajaan (The Three Kingdom) seperti Legenda Naga (Ryuuroden) dan sejarah-sejarah Jepang, kadang ada yang memakai nama yang benar benar ada, ada juga yang memakai tokoh fiktif

Setelah beberapa lama, cerita-cerita dari majalah itu akan dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk buku berukuran biasa, yang disebut tankōbon (atau kadang dikenal sebagai istilah volume). Komik dalam bentuk ini biasanya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi dan berguna buat orang-orang yang tidak atau malas membeli majalah-majalah manga yang terbit mingguan yang memiliki beragam campuran cerita/judul. Dari bentuk tankōbon inilah manga biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain di negara-negara lain seperti Indonesia.
 

Untuk beberapa judul (yang sukses) bahkan telah/akan dibuat versi manusia (Live Action, atau kadang disingkat sebagai L.A. di jepang), beberapa judul yang telah diangkat menjadi Live Action adalah Death Note, Detektif Conan, GeGeGe no Kintaro, Cutie Honie, Casshern, DevilMan, Saigake!! Otokojuku dan lain lain

picture from http://animanga-racksta.blogspot.com

ini Death note 1-2 dan ada terusannya si L

picture from http://amaalleee.blogspot.com/

ini Detektif Conan live action
picture from http://www.dbthemovie.com/

Lebih lanjut sebagian judul juga akan dibuat remake kembali secara internasional oleh produsen di luar negara Jepang, seperti Amerika, yang membuat film Live Action Dragon Ball versi Hollywood (20'th Century Fox)[3], dan kabarnya juga akan dibuat versi live action dari Death Note oleh pihak produser barat[4].
 
Manga khas Jepang umumnya memiliki ciri khas penggambaran berupa mata yang besar, mulut dan hidung yang kecil dan sedikit distorsi pada panjang kaki *biasanya untuk karakter pria*. Rata-rata mangaka di Jepang menggunakan gaya/style sederhana dalam menggambar manga. Tetapi, gambar latar belakangnya hampir semua manga digambar serealistis mungkin, biarpun gambar karakternya benar-benar sederhana. Para mangaka menggambar sederhana khususnya pada bagian muka, dengan ciri khas mata besar, mulut kecil dan hidung sejumput. Ada juga gaya menggambar Lolicon maupun Shotacon.
Ciri-ciri khusus gambar komik genre baru ini adalah realisme. Gaya realis atau yang disebut juga “Gegiga” (Geki artinya gambar, Ga artinya gambar) merupakan gaya yang mendominasi komik Jepang saat itu. Pada masa itu cerita juga berubah menjadi realis dan serius.
Manga yang pertama kali diterbitkan di Indonesia disesuaikan dengan gaya baca masyarakat Indonesia yang dimulai dari kiri ke kanan. Padahal, manga original dari Jepang dimulai dari kanan ke kiri, sehingga untuk manga yang diterbitkan di Indonesia rata-rata tokohnya menjadi kidal karena gambar yang umumnya di flip. Ketidaksamaan ini menyebabkan kerancuan untuk komik yang bergenre detektif, seperti Conan dan Kindaichi, karena menyebabkan proses penyelesaian kasus dengan gambar alibi tokoh menjadi tidak sama *menyebabkan kekacauan inti cerita*. Oleh karena itu, semenjak tahun 2000an, manga yang beredar di Indonesia disesuaikan dengan keadaan asli manga yang diterbitkan di Jepang *dibaca dari kanan ke kiri*. Manga pertama yang diterbitkan di Indonesia dan menggunakan metode ini adalah Rurouni Kenshin.

Manga di Jepang di buat berdasarkan pembaca, seperti:
* Manga yang khusus ditujukan untuk anak-anak disebut kodomo — untuk anak-anak.
* Manga yang khusus ditujukan untuk (Wanita) dewasa disebut josei (atau redikomi) — wanita.
* Manga yang khusus ditujukan untuk dewasa disebut seinen — pria.
* Manga yang khusus ditujukan untuk perempuan disebut shōjo — remaja perempuan.
* Manga yang khusus ditujukan untuk laki-laki disebut shōnen — remaja lelaki.
Dua penerbit manga terbesar di Jepang adalah Shogakukan [1] dan Shueisha [2]  

Tentang Boneka Kokeshi

picture from http://athia-tia.blogspot.com/

Kokeshi dikenal di jepang sejak zaman edo. kira-kira pada tahun 1603-1867 hmm sudah lama sekali bukan? 
kokeshi ini disebut dento kokeshi atau kokeshi tradisional. setelah perang dunia kedua pada tahun 1940-an, kokeshi mulai dibuat souvenir atau cenderamata. mulanya kokeshi dibuat oleh para kijiya atau pengrajin daerah pemandian air panas. biasanya daerah ini terletak di pegunungan. para kijiya membuat mangkuk, baki, dan berbagai alat rumah tangga lainnya dari kayu bubut. suatu ketika, mereka mempunyai ide untuk membuat boneka. soalnya banyak turis yang berkunjung ke pemandian air panas. biasanya para turis membawa oleh-oleh untuk anak-anaknya. nahh.. karena itulah para kijiya membuat kokeshi! kokeshi yang banyak  dijumpai sekarang disebut juga singata kokeshi atau kokeshi bentuk baru. ada pula sosaku kokeshi yang harganya sangat mahal karena merupakan karya para seniman.
Kokeshi adalah boneka kayu khas Jepang yang menggambarkan sosok gadis Jepang. Ciri khas khusus boneka ini adalah badan yang berbentuk silinder dengan kepala yang bulat di atasnya, serta tak adanya tangan dan kaki. 
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi setelah Perang Dunia II, hingga saat ini kokeshi juga masih tetap populer, penggemarnya pun sangat banyak terutama  para kolektor. Karena bentuknya yang kecil, imut dan lucu (seperti aku) sehingga banyak penggemarnya, boneka Kokeshi tidak hanya dijual di Tohoku sebagai souvenir di tempat wisata. Sekarang sering dijumpai di Shingata Kokeshi (kokeshi baru), sementara kokeshi klasik dikenal sebagai Dento Kokeshi (kokeshi tradisional) . Kreativitas kokeshi itulah yang menggambarkan kreativitas seniman pembuatnya.
Nama Sesuai Tempat Asal

boneka kokeshi hanya terdiri dari kepala dan tubuh. meskipun begitu, kokeshi banyak macamnya. kokeshi tradisional memiliki 11 tipe, anatara lain:

1. Tsuchiyu



2. Togatta



3. Yajiro



4. Naruko


5. Sakunami



6. Yamagata


7. Kijiyama


8. Nanbu



9. Tsugaru

10. Hijiori

Nama- nama itu ternyata diberikan sesuai daerah asal masing-masing. Misalnya kokeshi Tsuchiyu berasal dari pemandian air panas Tsuchiyu. Kokhesi Togatta berasal dari pemandian air panas Togatta. Dari bentuk dan coraknya, tiap kokeshi memiliki ciri khas tersendiri.

Kokeshi ternyata tidak hanya sebagai boneka, tetapi para pengrajin sudah memodifikasinya menjadi mainan seperti gasing, mobil-mobilan, kereta-keretaan, kuda-kudaan dan lain lain. Mainan kokeshi ini sudah dibuat oleh para pengrajin dari Tohoku sejak dulu. Boneka kokeshi ternyata juga bisa dijadikan Hina Ningyo, yaitu festival boneka perayaan anak perempuan berbagai aksesoris boneka berupa lentera, mas kawin, dan lain lain juga dibuat dari kayu.

Biasanya kokeshi ini terbuat dari bahan kayu keras (dogwood) dan kayu pohon Sakura. Bahan kayu tersebut ditaruh pada sumbu silinder mesin bubut (seperti pembuatan keramik), sambil berputar sedikit-sedikit kayunya terkikis. Kemudian setelah bentuknya sempurna, barulah dilukis rambut, mata, hidung pada bagian kepala dan wajah, lalu digambar baju kimono pada bagian tubuhnya dengan cat warna-warni. Teknik ini dinamakan sebagai teknik profesi seniman yang diteruskan secara turun temurun dari seorang master hingga anak didiknya



    Secara formal, boneka ini dibuat dengan bentuk anthromorphic (bisa tinggi dan elegan, ataupun pendek dan lucu),yang menunjukkan bakat rakyat Jepang dalam hal seni dekorasi dan seni pahat dengan bentuk manusia – yang semua dilakukan menggunakan alat-alat yang sederhana.
 Bentuk dan penampilan boneka ini dipadu dengan inovasi seni kontemporer.
Misalnya boneka Oshin (babysitter), yang menjadikan koseshi tidak semata-mata boneka, namun juga sebagai sebuah tanda  tentang sejarah yang dialami Jepang
Macam-macam kokeshi yang ada di Jepang dibagi  menjadi:
 1.   Dento (mewakili boneka tradisional)
2.    Sosaku (boneka dengan bentuk yang lebih kreatif).
Dari segi pembuatan ada beberapa macam :
1 Buatan tangan
2 MetodePabrika
3 Pola Dekorasi

nah..
kalo yang ini yang menurutku kokeshi modern yang imut banget!


Kokeshi Keluarga

Kokeshi Ngerumpi >.<

Kokeshi ber-Yukata merah

Kokeshi ber-Kimono biru

Sumber:
http://nabilasyalalala.blogspot.com/2012/02/boneka-kokeshi.html
http://japanzone-bluesky.blogspot.com/2011/11/boneka-kokeshi.html